
Menyaksikanmu ruku' rekat waktu, saat pagi begitu syahdu mendinginkan keringat menjadi batu-batu penghitung tasbih.
Dalam renta usia yang terus memanjat bermunajat kalimat takbir, menahan nafsu amarah: berputar, tetapi tak pernah berulang.
subhanallah! alhamdulillah! allahuakbar!
Menyaksikanmu sujud sajadah kehidupan, menguak cahaya dalam kepasrahan
mencari diri yang hilang dalam kegalauan.
Begitu juga tahun-tahun yang lampau, kesucian adalah pintu masuk semesta dan engkau tengah berjuang menggapai kunci kemenangan, kemenangan kembli suci.
Tak perlu pesta, tak perlu bertepuktangan. Kemenangan adalah gerbang bagi perjuangan yang mesti kita menangkan.
___06.03/13-007-10" Jendela
1 comment:
Dahsyat ketika kau baca ini tempo hari: mungkin lebih dahsyat lagi jikalau kau pakek Gamis, bersurban, lembar puisi kau pegang dengan tangan kiri, dan tangan kananmu menggenggam tasbih dari tulang unta.
Post a Comment