Wednesday, October 31, 2007

BUlir** Kata

___ Kenangan Sang Veteran

Letupan senjata itu belum juga berhenti mengiang ditelingamu dengan peluru-pelurunya yang berhamburan entah kemana tertuju
Terasa tenang
Terasa hambar
Terasa dingin
Terasa terbiasa lantaran bulir-bulir darah perjuangan tetap mengalir di seluruh sudut mukamu

Suara-suara itu semakin lama makin membahana
Berirama di telingamu
Mengikuti detak-detak jantungmu, terasa semakin bernada
Seakan mengajakmu melangkah untuk berperang
Maju! Serang! Satu! Merdeka!
Kau berputar, kau terbang, kau melayang
Dalam irama ilusi, kau semakin asyik berjuang
Menembus gumpalan asap rudal-rudal penjajah

Kau terus berputar, berputar dan akan tetap berputar
Sampai suara itu berganti
Sampai suara itu kembali terusir
Dan mereka hilang
Darah, rudal, peluru-peluru itu lenyap bersama asap-asap

Ciplak!ciplak!
Sepasang kaki kecil berlari di depanmu menyadarkanmu
Dan tanpa disengaja air percikannya mengotori separuh baju kebesaranmu loreng abu kecoklat-coklatan
Seperti coklat lumpur perih yang ada dalam dadamu mempertahankan basah darah tanah air

Hening
Kau telusuri hari-hari ini sendirian
Menguak kerumunan tawa di depan mata
Membelah kumpulan bahagia sekelompok anak-anak kecil yang berlarian
di tengah hujan
Seakan mereka tak pernah tau betapa gigihnya para pahlawan dulu berperang
dengan siraman panas rudal dan peluru-peluru liar berhamburan
Penuh semangat maju pantang menyerah
Meski luka di kaki dan tangan bahkan darah mengalir terasa
Tapi mereka tak acuh, tak pedulikan apa-apa

Kau tersenyum sepi
Hanya sesekali suara tawa anak-anak memecah kebisuan
Kadang nyaring, menyentak
Kadang pilu, menggugah sudut hatimu
Mengusik segala diam, Kembalikan kenangan waktu itu
Saat-saat kau masih muda dulu

___ 20.20/30-10-007" IKBAL

Wednesday, October 24, 2007

BUkan Drama

___ Nonton Film Indonesia





___ 25.01/15-10-007" Bioskop

BUih Hayal

___ I am so Lucky

AKU dan dia dilahirkan dalam negri dan tanah air yang sama, bahasa yang sama, pertiwi Indonesia tentunya. Namun yang aku tau, dia besar dan tumbuh dalam kehidupan yang lebih mengenaskan dariku. Suatu ketika dia bercerita kepadaku, dia pernah berjalan mengelilingi negara-negara berkebudayaan yang menurutnya negara itu lebih kejam dari kehidupan di Indonesia, “sebutlah seperti Inggris dan Afrika” katanya menirukan gaya pribumi angkuh berucap dengan senyuman khas yang dia miliki.

Namun secara wajar aku sedikit bangga dan iri dengannya. Dari kisah cerita yang aku dapat, pengalaman mengelilingi negara orang membuatnya mahir berbahasa Inggris, Spanyol dan Prancis. Tentusaja, dia juga mengerti Swedish dan Danish karena bahasa mereka serumpun. Maka wajar bagiku bersikap cemburu padanya, karena dalam usia sangat muda, dia sudah mengerti bahasa Inggris, Prancis dan sedikit Spanyol.

Suatu saat aku pernah berterus terang kepadanya. “Friend, kenapa ya kalau jalan sama kamu tu ngerasa ada yang beda?” Tanyaku sambil memandangnya dalam.
”Kenapa??” Balasnya sederhana.
”Yaa, coz waktu di pesantren dulu aku selalu menghayal bisa keluar negri, naik pesawat ke tempat tempat yang jauh dan bertemu orang-orang yang menarik, bisa banyak bahasa dan mengerti perbedaan kultur manusia?” tuturku menerawang mengingat impian masa dulu.
Dia tersenyum.
”Ya, ada sisi baik dan sisi buruknya sieh!” ucapnya mulai bercerita. “Misalnya, aku jadi kurang merasa punya akar yang kuat, nggak terlalu merasa Indonesia adalah tanah airku, karena aku menghabiskan banyak masa di negara orang.” Sambungnya sambil terbata.
”Mmm.. iya juga ya?” Balasku singkat, kemudian kembali berargumen. “Tapi di Indonesia, banyak juga yang tetap kembali ke akar mereka meski sudah tahunan di luar negri dan bisa aneka ragam bahasa kan?”

Aku kembali melamun, mengingat hayalan waktu dulu. Konsentrasiku hilang meninggalkan dia yang sedang bercucur cerita tentang pengalamannya. Lalu secara tidak sadar aku tersenyum.
”Kenapa?” Tanya dia merasa aneh.
”Nggak, jadi ingat waktu kecil?” Masih dengan mata menerawang dan senyum terkulum, aku bercerita;
”Waktu kecil dulu, waktu lihat TV atau baca di majalah BoBo punya tetangga, aku pengen bisa bernasib baik seperti orang kaya kamu. Tapi dulu, boro boro keluar negri, minum susu pun aku jarang, makan nasi pakai garam dan lauk ala kadarnya. Tapi Ibu Bapakku sadar kalau susu itu penting, mereka sampe sembunyi menggilir bergantian anak-anaknya minum susu agar nggak berebutan, biasa ngirit duit. Aku pengen banget ikut les main musik, les bahasa, tapi orangtuaku cari uang untuk makan aja gitu? Mau gimana lagi. Aku tersenyum, sungguh, membuatku selalu tersenyum setiap mengingat masa-masaku dulu, senyum kemenangan.

“Masak! Gak ah, boong kamu!” jawabnya nggak percaya. “Kamu jangan ngerasa kecil hati dulu.” Lanjutnya. “Di Afrika, orang jarang minum susu tapi sering makan tulang ikan, mereka sehat dengan asupan nutrisi dari alam mereka sendiri, tiap manusia survive dengan cara mereka sendiri.” Lagi-lagi dia nggak sadar membanggakan kehidupan orang.

Aku termenung lagi sebentar, lalu meneruskan percakapan. ”Ya, kadang aku berpikir, betapa sebenarnya aku mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan yang berbeda, mungkin justru lebih puas. Mimpi-mimpi masa dulu yang menjadikanku mulia seperti sekarang ini. Aku sekarang bisa duduk di tempat ini, tempat yang sama dengan orang-orang yang aku kagumi. Aku bisa sekolah ke luar negri, ke negara para nabi. Meski lamban, belajar lebih dari satu bahasa.

Aku melihat disekelilingku, banyak yang bilang negeri ini paling indah bila di hayati, semua terlihat cantik, Colleseom, sungai Nil, Piramida, semua seperti miniatur sempurna. ___No, this is maybe... Gumam saya dalam hati.

Dia tersenyum.

“Kamu tumbuh menjadi pribadi yang penuh empati dan memiliki good working attitude dengan pengalaman hidup kamu ini. Itu bagus?” Timpalnya bergaya bahasa inggris campur.
Aku balas tersenyum. “Ya…i am so lucky?” Balasku nggak mau kalah.

Aku melamun lagi, memikirkan, betapa Allah telah bermurah hati memberkahi hambanya dengan hidup ini. Every second of my life is a blessing. Though God act mysteriously, but i have faith in Him. We can’t understand Him by conecting the dots forward, but only by conecting the dots backward. “What unconvenients in my past are the causes to my wonderfull life now? “Fabiayyialaai robbikumaa tukadzibaan? “Dan nikmat Tuhan manakah yang kamu sia siakan?

___ 04.02/14-007-10" Rob'ah el AD

Monday, October 15, 2007

BUkan Siapa**

___ Bagian Hidup Normal


SEIRING perubahan waktu, dari hari berganti hari, minggu bosan dengan kemingguannya, bahkan bulan mulai enggan tuk terlambat datang bulan. Dapat di rasakan, semua yang telah kita lakukan membawa harapan yang berujung kekecewaan. Harapan yang semestinya berada di depan, di tempat paling muluk dalam relung hati, berubah kekecewaan menyusul sebelum harapan itu tiba, ketika, pada akhirnya, rangkaian alam hayal yang awalnya tersusun dengan rapi, serta semua impian indah ternyata tercampak di batu karang kehidupan nyata yang gersang, getir, dan gelap.

Musnah sudah harapan, persahabatan dua manusia egois yang selalu dipenuhi suasana jiwa serba angkuh, congkak dan keras kepala. Membuat keduanya kehilangan daya saling mengisi, saling mengingat serta saling percaya. Hidup seperti telah kehilangan maknanya. Kekerasan antar pribadi, antar watak dan keinginan, juga antar persepsi pandangan pendapat, tumbuh kembang dengan tidak waras. Dan amarahpun menjadi hal yang biasa sebagai alat tercanggih untuk menyelesaikan suatu perkara. Cuek, acuh, risih bahkan benci lama-lama menjadi bagian hidup normal.

Mereka memang tidak lumpuh akan hal itu, tapi kelihatan tak berdaya. Aturan pergaulan hanya ada di dalam buku harian “mawas diri untuk diri sendiri”. Bahkan di bagian paling ideal, segala keinginan dan kehendak diri telah menjadi syarat utama menjadi pribadi yang unggul.

Seorang kawan yang lemah sedang menghadapi sebuah perkara, harus membela diri tampa harus berurusan dengan kawan sebelahnya, tak tahu ke mana bertanya dan kepada siapa minta bantuan. Seorang sahabat yang bersumpah sebagi orang yang selalu siap berada didekatnya, dan berjanji lurus dalam segenap sepak permasalahan yang akan dihadapi, menjadi buta dengan gelapnya warna putih dan tuli dengan tenangnya pombensin depan rumah meledak.

Segala corak kepalsuan dijunjung tinggi. Kejujuran dengan sendirinya ditolak. Di belakang belantara rumah, misalnya, orang jujur dijauhi, dielakkan dan dicuthik jauh-jauh karena dianggap skop berbahaya. Ia tak bisa diajak bersekongkol melakukan kebaikan kolektif untuk dirinya.

Persahabatan dan Kebersamaan edankah yang dialami? Setahu saya, persahabatan edan itu gambaran persahabatan tom & jerry -mungkin lebih khusus di sini- atau seperti yang terjadi pada zaman kolonial Belanda, yang membuat jiwa sang pujangga petualang, Raden Markopolo, gundah gulana, masgul, dan resah karena ia bukan pribadi yang cocok hidup bersama Ratu Cleopatra.

Kalau begitu apakah ini yang disebut persahabatan kolotido, persahabatan yang penuh rasa tido-tido, alias serba ragu, penuh ketidakpastian, dan tak berani blak-blakan secara tegas? Mungkin juga bukan, karena persahabata seperti Teletabis; Tungkiwingki, Dipsi, Lala, Pho bersih bagaikan kandang kebo tampa harus memiliki aral lintang yang berbeda? Atau juga antara Adi Andojo Sutjipto dengan Benyamin Mangkudilaga, dan Mulia Lubis, bukankah contoh pribadi yang tidak tido-tido? Bahkan persahabatan Sutradara Gintings Markoteng dengan Artis anggun Madonna paragawati, bukanlah orang-orang hebat di habitat kebersamaan mereka?

Kalau begitu, apakah ini persahabatan kolo Bedu, persahabatan ketika dari masing-masing kita dipenuhi bebedu alias masalah yang silih berganti, dan beraneka pula coraknya sehingga kita dibikin kehilangan kepercayaan diri dan harapan yang sehat secara alami? Saya kira juga bukan. Langit, bumi, gunung-gunung, dan laut, memang marah dan bosan melihat kemunafikan kebersamaan ini, dan diam-diam tiap hari melecehkan orang lain, hingga mereka minta ijin kepada kita buat meluluhlantakkan permasalahan mereka dengan berbagai cara, tapi bukankah dengan sabar, dan senyum kalem mereka bertanya,: "Sekiranya kalian yang menjadikan kebersamaan dari masing-masing perbedaan itu- niscaya kalian pun menyayanginya, melebihi sayang seekor induk kerbau, kepada anak-anak sapi?"

___ 00.00/10-16-200L"Prasa

Surat BUatmu

___ KEMBALI SUCI

Menyaksikanmu ruku' rekat waktu, saat pagi begitu syahdu mendinginkan keringat menjadi batu-batu penghitung tasbih.
Dalam renta usia yang terus memanjat bermunajat kalimat takbir, menahan nafsu amarah: berputar, tetapi tak pernah berulang
.
subhanallah! alhamdulillah! allahuakbar!

Menyaksikanmu sujud sajadah kehidupan, menguak cahaya dalam kepasrahan
mencari diri yang hilang dalam kegalauan
.
Begitu juga tahun-tahun yang lampau, kesucian adalah pintu masuk semesta dan engkau tengah berjuang menggapai kunci kemenangan
, kemenangan kembli suci.
allahuakbar.. laa ilaha ilallahu allahuakbar! Allahuakbar.. wa lillahilhamdu!

Tak perlu pesta, tak perlu bertepuktangan. Kemenangan adalah gerbang bagi perjuangan yang mesti kita menangkan.

___06.03/13-007-10" Jendela

BUah Fitri

___ LaHiR BaTiN

SETELAH hampir sebulan kita berjuang melawan hawa nafsu, lapar, haus, amarah dan segala yang merusak niat puasa kita, tidak lengkap rasanya jika kita tidak saling meminta maaf dan memaafkan. Segala kebaikan yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan belumlah sempurna, konon “katanya sieh!:D” pahala kita masih menggantung diantara langit dan bumi sebelum kita mengeluarkan zakat dan saling memaafkan. Dan segalanya akan kembali suci, “idul fitri”.

Dengan kesucian, kebersihan hati, kita mulai lagi melangkah ke dunia, di alam nyata, dimana kita kembali menorehkan sejarah.

Semoga tetap terjaga segala langkah perjuangan kita. Seperti kepompong yang menjelma menjadi kupu-kupu setelah berpuasa berhari-hari. Dan kitapun akan menjelma menjadi keindahan dengan kasih sayang dan rahmat Tuhan.

Kini, telah tiba waktunya buat kita untuk bergembira bersama kemenangan kita, bukan kemenangan atas orang lain, bukan atas negara lain, tetapi atas amarah, nafsu dan segala kejahatan yang menguasai kita.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H, Mohon Maaf Lahir Batin.

___19.03/12-007-10"Kairo

Saturday, October 6, 2007

Menu BUka

___Bakso Vs Ayam Merah


BAKSO terlalu tangguh untuk Ayam Merah. Terbukti dalam lawatannya di Meja Makan, Senin (32/13) menjelang buka puasa. si_Kulit Bundar Pentol dkk sukses mencuri tiga poin penuh berkat selera makan Majikan meningkat di bulan Romadhon ini.
Hasil ini membuat posisi Bakso aman di puncak klasemen. Total hingga sepuluh mangkok selama puasa sudah dilalui Majikan, berarti skuad asuhan Daging Sapi ini mengoleksi sepuluh kali menu santapan faforit.
Di lain pihak, Ayam Merah makin tersungkur di dasar meja. Hingga berakhirnya laga ini, tim besutan si_Jago itu harus puas dengan dua piring sebagai teman menu makan Majikan selama puasa dan menempati posisi runner up dari belakang meja.
Meski menang, pertandingan laga kali ini bukan berarti Bakso tenang dan menghadapi Ayam Merah dengan nyantai. Dilaga kali ini kubu Ayam Merah bisa dibilang lebih pantas meraih menu istimewa mengingat banyaknya pernak-pernik yang mereka miliki mengundang mata Majikan langsung tertuju padanya.
Terbukti Bakso langsung terancam ketika pertandingan baru satu menit berlangsung. Berawal dari blunder Bumbu Merah hangat, irisan Kentang dan Wortel berhasil menyambut sendok majikan dan menyantapnya dengan penuh kenikmatan melalui mulut gawang Majikan.
Namun Pentol kapten Bakso cukup cekatan melihat situasi dan kondisi pertandingan menu buka ini. Dengan mengundang aroma khusus dan bentuk bulat unik dari tubuhnya, walhasil Majikan berhenti menyantap Wortel dan beralih mengambil seseduh Kuah Bakso serta Mie Rebus sebagai sajian permulaan buka puasa.
Tiga menit berselang, giliran Ayam Merah membuka peluang. Crossing Caos Tomat disambut cukup apik oleh kapten Ayam Merah dengan dadanya. Sayangnya bola sendok hanya menyentuh mistar kuah mangkok Ayam Merah yang nyaris tidak menyeduh daging Ayam sama sekali.
Di menit kelima giliran Ayam Merah ketiban sial. Kapten si_Pentol Bakso sukses melepaskan pandangan mata Majikan meski pada akhirnya bisa ditepis Daun Bawang dan hanya mampir ke Caos Tomat sebelah kiri Mangkoknya.
Empat menit menjelang Majikan turun mengambil segelas air minum, Pentol kembali beraksi. Kali ini ia menghentikan perhatian Majikan pada Ayam Merah, yang memanfaatkan kesalahan Caos Tomat mengenai piring nasi Majikan. Dan akhirnya Majikan pun hanya memilih Mie Rebus dalam Bakso dan tentunya ditemani kapten Pentol untuk dijadikan teman makan buka puasanya.
Memasuki babak kedua, baik Ayam Merah maupun Bakso masih menemui kebuntuan dan belum juga mencetak kekenyangan Majikan. Pelatih Bakso Tulang Kikil pun melalui tangan Majikan melakukan perombakan pada timnya, yaitu memasukkan Bawang Goreng dan menarik Daun Bawang keluar arena mangkok Bakso.
Terbukti positif, Bakso unggul ketika pertandingan memasuki menit ke-injuri time kekenyangan. Adalah Kapten Pentol yang menjadikan Bakso memimpin menu terlaris lewat tandukan kepala botaknya ke gawang mulut Majikan, dan itu terjadi berulang-ulang.
Aksi Pentol tersebut membuat pemain Ayam Merah semakin terlecut untuk membalas. Sayangnya peluang demi peluang selalu berakhir dengan kegagalan, entah itu karena dihadang saat ini menu untuk buka puasa atau karena buruknya citarasa yang ia miliki kurang memuaskan. Skor 3-2 untuk Bakso bertahan hingga usai santapan buka puasa, dan akhirnya Majikan pun meninggalkan meja makan setelah minum segelas air putih mineral dan brdo’a "Alhamdulillahil Ladzi Ath’amana wa Saqanaa Wa Ja’alanaa Minal Muslimin".

___09.23/01-10-207"Qotamia