Saturday, November 10, 2007

Pejuang BUjang

___ Nasib Pejuang Yang Terbuang

Tak ada lagi kejayaan yang tersisa dari wajah Marcopolo. Tubuhnya yang kecil mulai membungkuk dengan badan condong ke kiri. Gurat-gurat ketuaan terlihat jelas dari kulitnya yang keriput. Rambutnya yang sudah putih terlihat jelas dari kulitnya yang menghitam. Rambutnya yang sudah putih dipotong cepak. Ia berusaha tampil gagah dalam balutan seragam kebanggaanya yang tampak lusuh dan mulai pudar. Di pundak terpasang pangkat terakhirnya; Letnan muda. Sederet tanda jasanya tersemat di dada kanan. Pria yang kini berusia 80 tahun itu adalah seorang pejuang Angkatan 45. Ia memulai karier militernya sejak di usia muda tepatnya pada umur 15 tahun dengan bergabung bersama Laskar Rakyat di kampung halamannya. Kemudian menjadi Tentara Keamanan Rakyat, dan Tentara Bangsa sebelum akhirnya tercatat sebagai angota Meliter Negara. Marcopolo masih mengenang masa-masa sulit di saat perjuangan. Teringat jelas di benaknya saat perjalanan dari kampung halaman menuju kota untuk bertemu dengan pimpinan tetinggi bangsa, perjalanan itu berlangsung selama satu bulan lima hari lamanya. Ia dan segenap pasukan lainnya menyusuri jalan dengan ketabahan dan terkadang harus berhadapan dengan tentara penjajah yang dengan tidak sengaja bertemu dengan rombongan pasukannya ditengah perjalanan. Mereka hidup alakadarnya dan dibantu oleh rakyat di tempat-tempat yang dilewati. Singkong menjadi makanan yang sangat mewah saat itu. Namun Marcopolo merasa deritanya terobati ketika ia dan rekan seperjuangannya diterima Pimpinan Tertinggi Pejuang Bangsa di kota tempat tinggalnya. “Sang Pimpinan memerintahkan agar semua pasukan kembali ke kampung halaman untuk mempertahankan wilayahnya masing-masing” kenangnya.
Instruksi dari sang Pemimpin menjadi momen yang tak pernah terlupakan, karena kepatuhannya pada pimpinan itu harus ditebusnya dengan ongkos yang sangat mahal. Markopolo terkena pecahan granat dalam sebuah kontak senjata, dengan meninggalkan cacat permanent di kaki dan tangan kirinya. Mengutip sertifikat dokter dari Jawatan Kesehatan Markas Besar, kondisinya bisa disamakan dengan kehilangan satu anggota badan. Marcopolo kemudian dikaryakan menjadi Legiun Veteran Bangsa.

Mengenang jasa para pejuang___ 10 November